Batu Akik Red Arwana (Carnelian Calsedony) Kapuas Hulu mulai menjadi sorotan para pecinta batu akik di Kalimantan Barat. Salah satu jenis batu yang paling diminati masyarakat adalah batu red arwana ( carnelian calsedony ). Meski belum setenar batu bacan dari halmahera, red arwana juga mampu laris di pasaran lokal dan nasional. Tertarik mengulas lebih dalam tentang red arwana, media ini mencoba menelusuri asal muasal batu tersebut. Adalah Oniet, warga Desa Lunsara, Kecamatan Putussibau Selatan, salah satu pencari batu red arwana yang berhasil ditemui. Ia pun menceritakan perjuangannya bersama rekan sekampungnya mencari krikil-kerikil red arwana yang ternyata beresiko tinggi terhadap nyawa mereka. Oniet yang tampak ditemani dua orang putra dan istrinya yang sedang hamil menceritakan, pencarian red arwana dimulai dari desa Lunsara menuju desa Sepan. Perjalanan ke desa Sepan membutuhkan waktu satu hari satu malam dengan menggunakan long-boat, melewati beberapa riam (sunggai ...
Kabupaten
Kapuas Hulu kenapa bisa dibangun perkebunan sawit? pada hal Kapuas Hulu
sudah ditetapkan sebagai kabupaten konserfasi. Hal ini mungkin menjadi
pertanyaan umum dikalangan masyarakat Kalbar dan khususnya Kapuas Hulu.
Menyikapi
hal ini, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Kabupaten Kapuas Hulu, Drs Suparman MSi memaparkan berkaitan dengan pola
ruang di Kabupaten Kapuas Hulu, status pengelolaan hutan sebagian
besarnya merupakan kewenangan Pemerintah Pusat yang dalam hal ini
Kementrian Kehutanan. Dulunya keberadaan hutan yang digaungkan sebagai
hutan lindung ini hanya beberapa titik saja di kecamatan-kecamatan
Kabupaten Kapuas Hulu. "Berdasarkan informasi terakhir, saat dulu kita
mengusulkan hutan lindung itu DIKURANGI tetapi yang terjadi malah
ditambah. Kawasan konserfasi jadi semakin besar, terlebih waktu masuk
Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK) itu (hutan lindu. red) jadi 800
ribu sekian hektar, dan masuk lagi Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS)
sekitar 132 ribuan sekian hekatar. Jadi yang dulunya hutan lindung yang
sedikit selemit ini menjadi luas. Kawasan konserfasi kita itu kini
hampir mencapai 2 juta hektar," ulas Suparman panjang lebar, saat
lokakarya CoLUPSIA pekan lalu.
Sering ada anggapan, Lanjutnya,
Pemerintah Daerah Kapuas Hulu ini kontradiktif dan tidak konsisten.
Disatu sisi menyatakan diri kabupaten konserfasi, disisi lain menerima
investasi kelapa sawit. "orang yang ngomong ini tidak paham, kita tidak
mengotak atik hutan lindung, kita investasikan itu di areal APL, areal
penggunaan lain. Apalagi itu (hutan lindung)kewenangan Pemerintah Pusat,
jangankan untuk sawit dibangun untuk kepentingan umum dan jalan umum
itu jadi perkara besar kok,"tutur Suparman dengan vokal.
"Kalau
dinilai tidak konsisiten, dimana letaknya apakah kami disuruh jaga hutan
saja. pembangunan sawit ini, tidak ada yang dirampas, tidak ada hak
orang yang kami diambil," tegasnya.
Untuk itu, tambanya, diharapkan
pemahaman akan hutan dan sawit harus betul-betul didalami. Pemda Kapuas
Hulu, tidak kontradiktif.