Batu Akik Red Arwana (Carnelian Calsedony) Kapuas Hulu mulai menjadi sorotan para pecinta batu akik di Kalimantan Barat. Salah satu jenis batu yang paling diminati masyarakat adalah batu red arwana ( carnelian calsedony ). Meski belum setenar batu bacan dari halmahera, red arwana juga mampu laris di pasaran lokal dan nasional. Tertarik mengulas lebih dalam tentang red arwana, media ini mencoba menelusuri asal muasal batu tersebut. Adalah Oniet, warga Desa Lunsara, Kecamatan Putussibau Selatan, salah satu pencari batu red arwana yang berhasil ditemui. Ia pun menceritakan perjuangannya bersama rekan sekampungnya mencari krikil-kerikil red arwana yang ternyata beresiko tinggi terhadap nyawa mereka. Oniet yang tampak ditemani dua orang putra dan istrinya yang sedang hamil menceritakan, pencarian red arwana dimulai dari desa Lunsara menuju desa Sepan. Perjalanan ke desa Sepan membutuhkan waktu satu hari satu malam dengan menggunakan long-boat, melewati beberapa riam (sunggai ...
MU,
28 membabi buta membacok Dawi (istri), ibu kandung (Mahinau) dan ibu
mertuanya (Riang), Selasa (30/10) sekitar pukul 13.00 dikediamannya
Dusun Jakok, Desa Selaup Kecamatan Bunut Hulu. Pelaku di duga stress
berat. Kejadian itu berawal ketika MU bekerja menambang emas bersama
segenap keluarganya. Namun melihat ada ciri-ciri penyakitnya kumat
penkerjaan dihentikan dan MU pun disuruh pulang. “MU memang sakitnya
suka tiba-tiba datang,” ujar Alam, seorang keluarga pelaku yang turut
memberi keterangan di Mapolres Kapuas Hulu, Jumat (2/11).
MU Pelaku Pembacokan
Sesampainya di
rumah, si istri MU pun baru pulang dari ladang. Sementara di dalam rumah
sudah ada ibu kandung dan ibu mertuanya. Istrinya sempat mengajak MU
untuk mandi di sungai. Namun tidak begitu lama, tiba-tiba MU mengambil
pisau peraut (pisau kecil berupa belati yang digunakan untuk
menghaluskan kulit rotan) di dapur. Dengan dua senjata ditangan, MU pun
membacok ibu kandungnya. Kemudian disusul membacok istri dan ibu
mertuanya. “Ketika membacok, MU juga berteriak ada monyet di rumah. MU
menganggap orang-orang yang ada di rumah tersebut seperti hewan. Saat
kejadian semuanya berada di dapur dan seketika berhamburan keluar
menyelamatkan diri,”papar Alam.
Akibat
kejadian tersebut, ibu kandung pelaku mengalami luka robek dilengan
kiri. Sementara itu istri pelaku mengalami luka robek dilengan kanan.
Sedangkan ibu mertua pelaku terpotong telapak tangan kirinya hingga
putus. “Setelah melakukan pembacokan MU tidak kemana-mana, sedangkan
para korban berusaha menyelamatkan diri dengan berlari ke luar rumah,”
katanya.
MU
sebetulnya pria yang normal, ungkap Alam, namun semenjak pulang dari
kerja menambang emas di Sumatra Barat sekitar dua bulan yang lalu,
kondisi kejiwaan MU berubah. Ia sering melamun dan ketawa-ketawa
sendiri. “Terkait kejadian ini, kita dari pihak keluarga akan berupaya
maksimal membawa berobat MU ke rumah sakit jiwa di Singkawang. Namun
ini tentu memerlukan dana yang besar. Untuk itu kami mengharap kepada
pemerintah daerah dapat membantu dalam hal pembiayaan. Karena bagaimana
pun ia warga Kapuas Hulu. Perbuatannya pun lantaran ia mengalami sakit
dan ini menimpa siapa pun,” harapnya.
Sementara
Kasat Reskrim Polres Kapuas Hulu, AKP Oloan Siahaan SIK, mengatakan
saat kejadian tidak ada saksi lain kecuali ketiga korban. Sementara
ketiga korban belum bisa diambil keterangannya lantaran masih di rawat
di rumah sakit. Begitu pula dengan keterangan pelaku belum bisa diambil,
karena kondisinya yang masih labil. “Ketika ditanya pelaku hanya bisa
diam. Ketika diperiksa pun pelaku kita hadirkan keluarganya untuk
mendampingi. Nanti kejiwaan pelaku akan kita cek melalui
psikiater,”tutup Oloan.