Batu Akik Red Arwana (Carnelian Calsedony) Kapuas Hulu mulai menjadi sorotan para pecinta batu akik di Kalimantan Barat. Salah satu jenis batu yang paling diminati masyarakat adalah batu red arwana ( carnelian calsedony ). Meski belum setenar batu bacan dari halmahera, red arwana juga mampu laris di pasaran lokal dan nasional. Tertarik mengulas lebih dalam tentang red arwana, media ini mencoba menelusuri asal muasal batu tersebut. Adalah Oniet, warga Desa Lunsara, Kecamatan Putussibau Selatan, salah satu pencari batu red arwana yang berhasil ditemui. Ia pun menceritakan perjuangannya bersama rekan sekampungnya mencari krikil-kerikil red arwana yang ternyata beresiko tinggi terhadap nyawa mereka. Oniet yang tampak ditemani dua orang putra dan istrinya yang sedang hamil menceritakan, pencarian red arwana dimulai dari desa Lunsara menuju desa Sepan. Perjalanan ke desa Sepan membutuhkan waktu satu hari satu malam dengan menggunakan long-boat, melewati beberapa riam (sunggai ...
Perencanaan Keluarga Hindari Ancaman HIV/AID's dan Narkoba
Yohanes Santoso
Font TerkecilFont Terbesar
Putussibau. Dunia
telah menyatakan perang akan narkoba disamping kegelisahan generasinya
yang selalu di hantui dengan virus yang belum dapat terobati hingga
saat ini, yaitu HIV/ AID's. Kedua hal yang menjadi momok ancaman
terbesar ini selalu diupayakan pemecahannya oleh berbagai kalangan. Menilik
kedalam skop sosial terkecil, yaitu lingkungan keluarga. Kepala Badan
Pemberdayaan Desa, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPDPKB) Kabupaten
Kapuas Hulu, Drs Ibrahim M.Si menilai
narkoba dan HIV/ AID's harus diperangi dengan perencanaan di dalam
lingkungan keluarga.
"kedua hal ini bagai gunung es, beberapa saja yang
kelihatan tapi tak menutup kemungkinan masih banyak lagi korban lain di
belakangnya. Untuk itu perlu adanya perencanaan dalam keluarga, guna
mengantisipasi hal ini," kata Ibrahim. Perencanaan tersebut layaknya
Keluarga Berencana (KB) yang membina dari usia remaja hingga berkeluarga,
lanjut Ibrahim. Untuk itu melalui program KB sendiri, pembinaan remaja
akan gambaran hasil dari penggunaan narkoba serta sumber-sumber
lahirnya HIV/AID,s telah digalangkan BPDPKB Kapuas Hulu. "kita beri
pengertian untuk remaja-remaja yang ada, karena hal-hal itu sangat rawan
bagi mereka. Disamping itu mereka juga harus berupaya mengatasi hal
tersebut dengan ketebalan iman, karena iman lah obat yang paling
manjur," ungkap Ibrahim. Ditambahkan Ibrahim, melalui program KB juga
dilakukan pembinaan pasangan usia subur. Dimana yang
belum berkeluarga dibina untuk tetap pada wajib sekolah agar tidak
selalu berpikiran untuk segera menikah serta lebih terbuka pandangannya
akan hal baik dan buruk, termasuk perilaku hidup bebas yang beresiko
terinfeksi HIV/AID's dan terjerat narkoba. "Dan bagi yang sudah menikah
kita bina lagi, namun ranahnya kepada KB layaknya jangan langsung punya
anak karena keluarga belum terdalami, 1 atau 2 kemudian baru punya anak.
Setelah ada beberapa anak gunakan alat kontrasepsi jangka panjang. Itu
yang dimaksud dengan direncanakan. Jangan sampai ada yang digendong di
kanan ada yang di kiri," kias Ibrahim. Dengan begitu, terangnya,
ekonomi keluarga akan terkordinir dengan baik. Kematangan keluarga bisa
terbentuk, yang dimana kalau kedua aspek ini berhasil diterapkan di
daerah akan menekan pergerakan narkoba dan penularan HIV/AID's.