Batu Akik Red Arwana (Carnelian Calsedony) Kapuas Hulu mulai menjadi sorotan para pecinta batu akik di Kalimantan Barat. Salah satu jenis batu yang paling diminati masyarakat adalah batu red arwana ( carnelian calsedony ). Meski belum setenar batu bacan dari halmahera, red arwana juga mampu laris di pasaran lokal dan nasional. Tertarik mengulas lebih dalam tentang red arwana, media ini mencoba menelusuri asal muasal batu tersebut. Adalah Oniet, warga Desa Lunsara, Kecamatan Putussibau Selatan, salah satu pencari batu red arwana yang berhasil ditemui. Ia pun menceritakan perjuangannya bersama rekan sekampungnya mencari krikil-kerikil red arwana yang ternyata beresiko tinggi terhadap nyawa mereka. Oniet yang tampak ditemani dua orang putra dan istrinya yang sedang hamil menceritakan, pencarian red arwana dimulai dari desa Lunsara menuju desa Sepan. Perjalanan ke desa Sepan membutuhkan waktu satu hari satu malam dengan menggunakan long-boat, melewati beberapa riam (sunggai ...
Pada moment Naga Membuka Mata dalam perayaan
Imlek 2565, Pemkab Kapuas Hulu disuguhkan atraksi naga sepanjang 66 meter.
Atraksi naga ini disugukan oleh budayawan Thiong Hoa Putussibau, Selasa Pagi (11/2),
di halaman Kantor Bupati Kapuas Hulu. Atraksi tersebut disaksikan beberapa pejabat
Setda Kapuas Hulu.
Koordinator Atraksi Naga, Atu mengatakan
atraksi naga kali ini akan mengitari kota Putussibau. Arak-arakan naga akan dimulai
dari Kantor Bupati Kapuas Hulu serta kantor-kantor pemerintahan lainnya, hingga
ke rumah-rumah warga. Untuk personil yang
akan memaikan atraksi naga tersebut berjumlah 45 orang, personil ini sendiri merupakan
budayawan binaan dari Yayasan Bhakti Suci. “Kali ini untuk personil yang memainkan
naga kebanyakan adalah masyarakat Putussibau, hanya tiga orang yang didatangkan
dari Pontianak,” tutur Atu.
Personil tersebut juga tidak hanya warga
Thiong Hoa saja, masyakarat dari suku lainnya dilibatkan. Dari itu, Atu berharap
apabila ada kegiatan kesukuan baik dari masyarakat suku Melayu atau Dayak,
orang Thiong Hoa pun bisa dilibatkan. Disamping itu, Atu menambahkan atraksi naga
ini sendiri merupakan langkah pembinaan kepada anak-anak muda, sehingga pada
atraksi di tahun-tahun yang akan datang mereka yang lakukan. “Melalui kegiatan atraksi
naga ini kami mengingatkan kepada masyarakat, terutama pemuda Thiong Hoa agar
tidak melupakan tradisi-tradisi yang nenek moyang sudah wariskan ke kita. Hal
ini juga sekaligus mempererat tali persaudaraan dan membangun rasa persatuan,
tak hanya orang Thiong Hoa saja. Baik Dayak, Melayu mau pun Thiong Hoa, inilah budaya kita,” ucap Atu.
Atraksi naga ini juga dapat terselenggara
karena bantuan dari Pemkab Kapuas Hulu dalam rangka memperingati Cap Go Me. Acara
puncak Cap Go Me nantinya akan difokuskan di Pasar Merdeka Putussibau, diperkirakan
pada malam tanggal 14 Februari 2014 akan digelar. “Atraksi naga ini sendiri
akan dilakukan hingga Cap Go Me untuk mengumpulkan sumbangan yang akan dipergunakan
dalam puncak Imlek tersebut,” tutup Atu.