Batu Akik Red Arwana (Carnelian Calsedony) Kapuas Hulu mulai menjadi sorotan para pecinta batu akik di Kalimantan Barat. Salah satu jenis batu yang paling diminati masyarakat adalah batu red arwana ( carnelian calsedony ). Meski belum setenar batu bacan dari halmahera, red arwana juga mampu laris di pasaran lokal dan nasional. Tertarik mengulas lebih dalam tentang red arwana, media ini mencoba menelusuri asal muasal batu tersebut. Adalah Oniet, warga Desa Lunsara, Kecamatan Putussibau Selatan, salah satu pencari batu red arwana yang berhasil ditemui. Ia pun menceritakan perjuangannya bersama rekan sekampungnya mencari krikil-kerikil red arwana yang ternyata beresiko tinggi terhadap nyawa mereka. Oniet yang tampak ditemani dua orang putra dan istrinya yang sedang hamil menceritakan, pencarian red arwana dimulai dari desa Lunsara menuju desa Sepan. Perjalanan ke desa Sepan membutuhkan waktu satu hari satu malam dengan menggunakan long-boat, melewati beberapa riam (sunggai ...
Putussibau Diancam DBD, Dinkes Himbau Masyarakat Lakukan 3 M
Yohanes Santoso
Font TerkecilFont Terbesar
Wabah demam berdarah (DBD) mulai mengancam
masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu, khususnya masyarakat kota Putussibau. Pada
awal Februari ini tercatat tiga orang pasien DBD telah ditangani oleh RSUD dr
Achmad Diponegoro Putussibau. “Kemarin sempat dirawat pasien DBD tiga orang dan
semuanya anak-anak, tapi mereka sudah disuruh pulang karena sudah sembuh,” kata
dr H Harisson M Kes ,Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu, Minggu (9/2).
Ketiga pasien tersebut berasal dari Kecamatan
Putussibau Utara, dua diantaranya tinggal di Kawasan Pasar Merdeka dan satunya lagi tinggal Jalan Beringin
Putussibau. Untuk itu, langkah penanggulangan pun telah diupayakan oleh Dinkes
Kapuas Hulu dengan melakukan pengasapan khusus nyamuk (fogging) pada beberapa lokasi
dimana anak-anak tersebut beraktifitas. “Untuk menanggulanginya Dinkes langsung
lakukan fogging di pasar merdeka, jalan beringin, TK Karya Budi dan MIN
Putussibau. Semuanya dilakukan dalam radius 100 meter,” jelas Harisson.
Tapi fogging tentu tidak akan efektif, lanjutnya,
kalau masyarakat tidak mengambil peranserta dalam pemberantasan sarang nyamuk. Dari
itu, Dinkes menghimbau agar masyarakat lebih intensif memperhatikan lingkungan dengan
melakukan 3 M, yakni menguras bak mandi atau tempat-tempat penampungan air, mengubur
kaleng-kaleng atau ban-ban bekas dan sampah non organik lainnya, menutup
tempat-tempat penampungan air. “Ini agar tidak ada tempat untuk nyamuk aedes
aegypti bertelur dan berkembang biak. Disamping melakukan 3 M, masyarakat juga
harus melakukan upaya prefentif lainnya seperti menggunakan lotion anti nyamuk atau
minyak sereh kepada anak sebelum berangkat sekolah. Kami harap masyarakat tetap
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat,” tutur Harisson.
DBD adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. DBD juga
disebut sebagai "breakbone fever" atau "bonebreak fever"
(demam sendi), karena demam tersebut dapat menyebabkan penderitanya mengalami
nyeri hebat seakan-akan tulang mereka patah. Sejumlah gejala dari demam dengue
adalah demam;
sakit kepala; kulit kemerahan yang tampak seperti campak; dan
nyeri otot
dan persendian. Pada sejumlah
pasien, demam dengue dapat berubah menjadi satu dari dua bentuk yang mengancam
jiwa. Yang pertama adalah demam berdarah, yang menyebabkan pendarahan,
kebocoran pembuluh darah (saluran yang mengalirkan
darah), dan rendahnya tingkat trombosit darah (yang menyebabkan darah membeku). Yang kedua
adalah sindrom renjat dengue, yang menyebabkan tekanan darah rendah yang
berbahaya. “Langkah yang harus diambil apabila anak demam tinggi harus diberi
banyak minum air, lalu cek kedokter untuk pastikan itu DBD atau bukan,” tutup
Harisson.