Jalan Nasional Rp191 Miliar di Perbatasan RI-Malaysia Rusak Parah, Warga Minta Penegak Hukum Turun Tangan

![]() |
Foto: Jalan Paralel Perbatasan Badau - Empanang, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, yang keadaannya rusak parah, Minggu (20/7/2025)/ Istimewa |
Kapuas Hulu, khatulistiwamedia.co.id - Belum genap setahun selesai dikerjakan, ruas jalan nasional yang menghubungkan Kecamatan Badau dan Empanang di wilayah perbatasan Indonesia–Malaysia, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, kini mengalami kerusakan cukup parah di sejumlah titik.
Proyek yang dikerjakan oleh PT Adhi Karya dan menelan dana hingga Rp 191 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tersebut menuai sorotan warga. Masyarakat kecewa karena kondisi jalan sudah berlubang dan rusak berat, namun belum ada tanda-tanda perbaikan dari pihak kontraktor.
"Seharusnya memang diusut tuntas. Jalan negara itu dititip ke pemerintah daerah untuk memeriksa pengerjaan yang ada. Sekaligus bisa menata rapi pengerjaan jalan tersebut," kata Didi, warga perbatasan Kecamatan Empanang, Jumat (18/7/2025).
Didi menuturkan bahwa warga sangat mengeluhkan kondisi jalan yang baru dibangun itu. Mereka sebelumnya dijanjikan akses jalan yang layak hingga ke Badau, namun kenyataannya jalan sudah rusak padahal belum lama digunakan.
"Masyarakat juga mengeluh dan diiming-imingi jalan bagus hingga ke Badau. Namun lihat jalan sudah seperti itu, makanya tidak salah jika masyarakat komplain," ujarnya.
Didi juga menyebut bahwa pihak pelaksana sempat menginformasikan akan memperbaiki beberapa titik yang rusak. Sayangnya, hingga saat ini perbaikan belum kunjung dilakukan.
"Ada belasan titik jalan yang rusak. Sebenarnya sebelum jalan ini rusak parah, seharusnya pihak kontraktor sudah harus memperbaikinya," tambahnya.
Sebelumnya, Camat Empanang, Herman Goe, juga menyoroti kerusakan jalan tersebut. Ia menyebutkan kerusakan sudah terlihat sejak April lalu.
“Kerusakan jalan tersebut di dekat simpang empat PT SKK, kurang lebih sepanjang satu kilometer,” ujarnya, Selasa (29/4/2025).
Menurut Herman, beberapa titik jalan yang sempat diperbaiki sebelumnya pun tak bertahan lama. "Sekarang dua titik di musim hujan ini, mungkin tidak lama lagi akan rusak serius,” katanya.
Ia berharap perusahaan pelaksana segera turun tangan sebelum kerusakan semakin meluas. “Sebelum Lebaran kemarin sempat ada perbaikan, tapi tidak sampai ke wilayah SMKN 1 Badau. Semoga masih ada perbaikan jalan ini dari perusahaan,” tuturnya.
Sementara itu, Camat Badau, Pane Pasogit, mengharapkan dinas terkait untuk segera mengecek langsung kondisi jalan yang rusak tersebut.
“Kalau memang ada kelalaian pelaksana tentu harus bisa bertanggung jawab, karena masyarakat sangat resah dan merasa dirugikan,” keluhnya.
Ogit, sapaan akrab Pane Pasogit, menegaskan bahwa masyarakat perbatasan harus menunggu puluhan tahun untuk mendapatkan akses jalan yang layak.
“Begitu ada proyeknya malah hanya bisa bertahan seumur jagung. Kalau sudah rusak begini, apakah kita harus menunggu puluhan tahun lagi untuk dapat akses jalan yang bagus? Apalagi ini jalan paralel perbatasan, jadi lebih ironis lagi kondisinya seperti ini,” ungkapnya.
Sebagai informasi, proyek pembangunan ruas jalan nasional yang menghubungkan Badau–Empanang di Kabupaten Kapuas Hulu dilaksanakan sejak tahun 2021 dengan anggaran sebesar Rp 191 miliar dari APBN. Jalan ini dibangun sepanjang 33,6 kilometer dan lebar 6 meter, dengan masa pekerjaan direncanakan selama dua tahun.
Kini, dengan kondisi jalan yang mulai rusak parah di banyak titik, warga perbatasan berharap adanya tindakan tegas dari pihak berwenang. Mereka meminta aparat penegak hukum untuk mengusut dugaan kelalaian dalam proyek bernilai ratusan miliar rupiah tersebut.
Penulis: Yohanes Santoso