 |
AKP Wahyu Jati Wibowo SH SIK |
Putussibau.Selogan Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas dan Budayakan Keselematan Sebagai Kebutuhan terus digencarkan Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Kapuas Hulu. Program yang digaungkan secara Nasional ini, melibatkan masyarakat dalam peningkatan kesadaran berlalu lintas. "Ini salah satu metode kita untuk mengajak masyarakat lebih tertib berlalu lintas dan berpartisipasi menjadi teladan keselamatan berlalulintas dalam kehidupan bermaysarakat,"terang Kasat Lantas Polres Kapuas Hulu, AKP Wahyu Jati Wibowo SH SIK saat di temui belum lama ini.
Ia menuturkan selogan ini telah diterapkan di Kapuas Hulu. Berbagai element masyarakat telah diberikan penerangan terkait kesadaran berlalu lintas ini, dan diajak menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas. "Kemarin sudah kita terapkan ini melalui masyarakat, baik terorganisir dan tidak terorganisir. Sudah kita bentuk patroli keamanan sekolah, sosialisasi pada tokoh masyarakat tentang tata tertib berlalu lintas. Membina kaum muda yaitu peramuka saka bayang kara sedangkan untuk pelajar melalui PKS termasuk dari komunitas motornya. Disamping itu ada juga kita adakan penyuluhan kepada para supir angkutan umum dan ada pula kita sebarkan stiker pelopor untuk mereka yang taat berlalu lintas," ungkapnya.
"Kami sebagai mitra masyarakat, harapannya kami dengan program ini agar dapat tercipta kesadaran berlalu lintas di masyarakat. Sehingga kesadaran berlalulintas itu bisa tumbuh dari lingkungan masyarakat itu sendiri," imbuh Wahyu.
Laka Lantas, Lintas Selatan Wilayah Fatal, Jl. K.Y Sudarso Black Spot
Putussibau.
 |
Ilustrasi Internet |
Angka
kecelakaan lalu lintas (Laka lantas) yang cukup tinggi pada dua wilayah
yakni jalur Lintas Selatan dan Jl. K.Y. Sudarso di ibu kota Putussibau,
membuat kedua wilayah ini masuk dalam klasifikasi wilayah fatal dan
black spot dalam pemetaan wilayah hukum Polres Kapuas Hulu.
Mewakili
Kapolres Kapuas Hulu, AKBP Dhani Kristianto, SIK. Kasat Lantas Polres
Kapuas Hulu, AKP Wahyu Jati Wibowo SH SIK menguraikan wilayah jalur
Lintas Selatan yang ditetapkan sebagai wilayah laka lantas fatal
tersebut mencakup Kecamatan Pengkadan dan Kecamatan Hulu Gurung.
Sedangkan wilayah di ibu kota Putussibau sendiri yakni di Jl. K.Y
Sudarso masuk kedalam klasifikasi black spot.
"Jalur Selatan ini
masuk klasifikasi fatal karena laka lantas yang terjadi disana itu
tinggi angka meninggal di tempatnya (MD) sedangkan Jl.K.Y Sudarso ini
hanya sering terjadi laka lantas saja sehingga masuk dalam klasifikasi
black spot,"terangnya.
Pengkajian black spot, lanjut Wahyu, adalah
penetapan suatu titik rawan laka lantas berdasarkan beberapa kriteria
yakni panjang jalur 200 meter maksimal dengan akumulasi laka lantas yang
tinggi di daerah tersebut. Bukan fatalitas MD-nya seperti klasifikasi
jalur Lintas Selatan.
Tiga bulan terakhir ini, papar Wahyu, sudah
terjadi 20 laka lantas dengan korban MD 7 orang, luka berat 7 orang dan
luka ringan 19 orang. Kejadian laka lantas ini dimayoritaskan kendaraan
roda dua. "Angka kecelakaan 3 bulan terakhir ini menurun 20% dari 3
bulan sebelumnya. Namun, laka lantas ini yang MD masih dominan terjadi
di jalur Lintas Selatan,"ujarnya.
"Kita himbau masyarakat untuk lebih
berhati-hati. Karena arus kendaraan dan mobilitasnya cukup tinggi
terutama pada wilayah black spot dan wilayah fatal tersebut. Disamping
itu, kita dapati banyak terjadi laka lantas karena kesalahan orangnya
atau karen faktor human error. Contohnya marka jalan yang berada
ditengah yang merupakan pembatas dua jalur, marka ini ada yang
putus-putus dan ada yang tidak. Acapkali di tikungan itu pengendara kita
sering nyalip padahal di situ garisnya tidak putus-putus yang artinya
tidak boleh nyalip. Untuk itu kami juga menghimbau, tolong patuhi lah
rambu-rambu yang ada. Berkendara itu jangan main kira-kira atau main
filing saja tetapi kita harus melihatnya dengan mata sendiri. Agar kita
selamat dan orang lain selamat,"pesan Wahyu.