Batu Akik Red Arwana (Carnelian Calsedony) Kapuas Hulu mulai menjadi sorotan para pecinta batu akik di Kalimantan Barat. Salah satu jenis batu yang paling diminati masyarakat adalah batu red arwana ( carnelian calsedony ). Meski belum setenar batu bacan dari halmahera, red arwana juga mampu laris di pasaran lokal dan nasional. Tertarik mengulas lebih dalam tentang red arwana, media ini mencoba menelusuri asal muasal batu tersebut. Adalah Oniet, warga Desa Lunsara, Kecamatan Putussibau Selatan, salah satu pencari batu red arwana yang berhasil ditemui. Ia pun menceritakan perjuangannya bersama rekan sekampungnya mencari krikil-kerikil red arwana yang ternyata beresiko tinggi terhadap nyawa mereka. Oniet yang tampak ditemani dua orang putra dan istrinya yang sedang hamil menceritakan, pencarian red arwana dimulai dari desa Lunsara menuju desa Sepan. Perjalanan ke desa Sepan membutuhkan waktu satu hari satu malam dengan menggunakan long-boat, melewati beberapa riam (sunggai ...
Putussibau.
Soft
lounching Pos Lintas Batas (PLB) Nanga Badau merupakan langkah awal
Kabupaten Kapuas Hulu menyonsong kemajuan yang lebih baik lagi. Namun,
untuk mencapai kemajuan tersebut Kapuas Hulu harus siap dalam berbagai
bidang. Hal ini diutarakan Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Kapuas Hulu,
Razali. Dikatakan Razali, dirinya berharap semua pihak berwenang
dan masyarakat harus terbuka, melihat dan menelaah perbedaan yang
ada."Ini kan sudah hampir lancar arus keluar masuk di PLB karena sudah
dibuka. Tujuan kita dibukanya PLB ini juga salah satunya adalah untuk
memperlancar perkembangan daerah serta mempererat hubungan antar negara.
Untuk itu apa-apa saja kemajuan di sana dan kekurangan kita di sini,
kita telaah untuk dijadikan pembelajaran agar daerah kita lebih baik
lagi," ungkap Razali.
Selain itu, papar Ketua Fraksi PPP ini,
masyarakat diharapkan juga dapat mempersiapkan diri. "Kita harus
berpikir bagaimana cara menarik mereka dari sana untuk ke daerah kita,
bukan kita melulu saja yang kesana," ujar Razali.
Kendati
demikian, pesan Razali, kehidupan sosial harus terus dijaga dan dibina
juga. Diharapkan hal ini tidak putus di garis batas tersebut. "Padahal
kita ini satu pulau, dari suku kita juga serumpun. Mari kita jaga
kebersamaan dengan baik,"jalas Legislator dari Dapil 3 ini.
Perwakilan
masyarakat asal Bunut Hulu ini pun menilik dari keadaan masyarakat di
perbatasan saat ini. Yang kurang menurutnya adalah belum ada penunjang
pelayanan yang instan tentang passport. Akan lebih baik jika bisa
dihadirkan pelayanan passport tersebut di Putussibau atau pun di Badau.
"Kalau itu ada di Putussibau atau Badau, tidak terlalu bermasalah lagi
kita pada biaya, administrsasi dan persyaratan lain-lain. Selain itu
rentang kendali pun tidak jadi masalah, tidak lagi harus ke Kabupaten
Sanggau atau Pontianak untuk mengurusnya,"terang Razali.
Razali
menuturkan tentunya kemajuan di daerah tidak terlepas dari peran
Pemerintah Pusat, untuk itu dirinya turut memohon agar upaya pembangunan
di Kabupaten Kapuas Hulu dapat terus didukung untuk dapat
direalisasikan.