Batu Akik Red Arwana (Carnelian Calsedony) Kapuas Hulu mulai menjadi sorotan para pecinta batu akik di Kalimantan Barat. Salah satu jenis batu yang paling diminati masyarakat adalah batu red arwana ( carnelian calsedony ). Meski belum setenar batu bacan dari halmahera, red arwana juga mampu laris di pasaran lokal dan nasional. Tertarik mengulas lebih dalam tentang red arwana, media ini mencoba menelusuri asal muasal batu tersebut. Adalah Oniet, warga Desa Lunsara, Kecamatan Putussibau Selatan, salah satu pencari batu red arwana yang berhasil ditemui. Ia pun menceritakan perjuangannya bersama rekan sekampungnya mencari krikil-kerikil red arwana yang ternyata beresiko tinggi terhadap nyawa mereka. Oniet yang tampak ditemani dua orang putra dan istrinya yang sedang hamil menceritakan, pencarian red arwana dimulai dari desa Lunsara menuju desa Sepan. Perjalanan ke desa Sepan membutuhkan waktu satu hari satu malam dengan menggunakan long-boat, melewati beberapa riam (sunggai ...
Prospek Pendapatan Jangka Panjang, Bupati Sis Minta Masyarakat Bijak Sikapi Peluang Investasi Kelapa Sawit
Yohanes Santoso
Font TerkecilFont Terbesar
Foto: Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan memberikan arahan saat membuka kegiatan pertemuan teknis petani sawit di Hotel Banana, Putussibau, Jumat (31/10/2025)/ Yohanes Santoso
Kapuas Hulu, khatulistiwamedia - Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan mengatakan kelapa sawit punya peran strategis, bukan hanya menjadi tulang punggung ekonomi daerah, tapi juga menyumbang devisa negara. Dia menjelaskan bahwa Kabupaten Kapuas Hulu merupakan daerah terluas nomor 5 di Indonesia, dengan luas 31 juta hektare lebih. Tapi luasan tersebut 56 persennya adalah kawasan hutan, termasuk Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum. Hanya 20 persen saja wilayah Kapuas Hulu yang digunakan untuk pembangunan daerah, termasuk untuk perkebunan dan investasi sektor lain.
"Jadi sekitar 6 juta hektar saja yang bisa digarap, dan hanya sebagian untuk perkebunan kelapa sawit," tuturnya saat membuka pertemuan teknis petani sawit di Hotel Banana, Putussibau, Jumat (31/10/2025).
Bupati Fransiskus menegaskan Pemda Kapuas Hulu saat ini tidak asal-asalan memberi informasi kepada investor terkati peluang investasi. Seandainya ada investor mau masuk, hendaknya masyarakat harus dengar dulu pola kemitraannya.
"Jangan apa-apa langsung ditolak, dengarkan dulu, setelah masyarakat setuju baru kami bisa berikan izin. Sayang kalau daerah kita banyak lahan yang belum dimaksimalkan atau belum produktif," tegasnya.
Masyarakat diharapkan bisa membangun komitmen dengan perusahan, sama-sama mengkomunikasikan hal-hal yang menguntungkan kedua belah pihak. "Semoga kegiatan diskusi seperti ini bisa diadakan lagi. Ini penting untuk menjadi petani mandiri," tuntas Fransiskus Diaan.
Pertemuan teknis petani sawit ini turut dihadiri pihak Dirjen Perkebunan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Ketua DPRD Kapuas Hulu, Yanto SP, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kapuas Hulu, Hiasintus Gunung Agung, para Kepala Desa, serta melibatkan perkumpulan petani sawit, juga perusahanaan kelapa sawit yang ada di Kapuas Hulu.