 |
| Ketua DPRD Kabupaten Kapuas Hulu, Yanto, SP, memberi arahan pada saat Pertemuan Teknis Petani Sawit yang digelar di Hotel Banana, Putussibau, pada Jumat (31/10/2025)/ Yohanes Santoso |
Kapuas Hulu, khatulistiwamedia - Ketua DPRD Kabupaten Kapuas Hulu, Yanto, SP, menghadiri Pertemuan Teknis Petani Sawit yang digelar di Hotel Banana, Putussibau, pada Jumat (31/10/2025). Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam membangun perekonomian daerah melalui sektor perkebunan kelapa sawit, khususnya di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Dalam sambutannya, Yanto menegaskan bahwa sektor kelapa sawit memiliki potensi besar untuk mendorong kesejahteraan masyarakat Kapuas Hulu.
“Pertemuan ini adalah momentum membangun perekonomian daerah, khususnya dalam konteks pembangunan perkebunan kelapa sawit di daerah 3T. Ini pertemuan pertama dan semoga berkelanjutan, sebab Kelapa Sawit merupakan produk yang bisa kita andalkan untuk kehidupan yang akan datang,” ujarnya.
Yanto juga menyoroti kondisi geografis Kapuas Hulu, di mana sekitar 56,21 persen wilayahnya merupakan kawasan lindung, seperti Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK), Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS), dan kawasan hutan lindung lainnya. Menurutnya, kebijakan pembangunan perlu memberikan ruang yang proporsional agar tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.
“Kita masuk dalam kawasan Heart of Borneo (HOB) yang diakui UNESCO dalam pemeliharaan lingkungan. Karena itu, praktik perkebunan yang ramah lingkungan patut jadi perhatian ke depan,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa sektor kelapa sawit mampu memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan ekonomi daerah, membuka lapangan kerja, serta memperkuat infrastruktur di pedesaan. Namun demikian, Yanto juga menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi petani sawit, seperti fluktuasi harga, ketimpangan antara perusahaan besar dan petani rakyat, hingga keterbatasan teknologi dan pengetahuan.
“Untuk Kapuas Hulu ada 24 perusahaan sawit besar yang beroperasi, namun masih ada ketimpangan antara perusahaan dan petani. Kami berharap lembaga seperti POPSI dan BPDP bisa menjembatani kepentingan kedua pihak,” ungkapnya.
Selain itu, Yanto juga menilai bahwa masyarakat belum sepenuhnya memahami penggunaan bibit unggul serta belum mendapatkan dukungan ekonomi dan edukasi yang memadai dari program pemerintah seperti pengembangan sawit rakyat dan peningkatan SDM perkebunan yang dikelola oleh BPDPKS.
Ia menutup dengan harapan agar sinergi antara pemerintah daerah, perusahaan, dan petani sawit terus diperkuat untuk mewujudkan perkebunan sawit yang berkelanjutan dan menyejahterakan masyarakat Kapuas Hulu.
Penulis: Yohanes Santoso
#DPRDKapuasHulu #YantoSP #PetaniSawit #PerkebunanSawit #EkonomiKapuasHulu #SawitBerkelanjutan #BPDPKS #Popsi #HeartOfBorneo #KapuasHuluHijau #PembangunanDaerah #KalbarMaju #Putussibau