Kapuas Hulu, khatulistiwa media - Sebuah pertemuan antara ormas SABER, sebagian warga Desa Bika dan Forkopimcam Bika di Gedung Serba Guna Desa Bika, berujung ricuh, Minggu (14/12/2025) sore. Sekelompok masyarakat tiba-tiba datang dan menghentikan pertemuan tersebut, keadaan semakin memanas hingga pada akhirnya terjadi pengeroyokan kepada seorang pemuda bernama Apung, warga Desa Bika yang juga Anggota SABER Kapuas Hulu.
Ketua SABER Kapuas Hulu, Yohanes menjelaskan pihaknya saat itu sedang melakukan pertemuan, karena ada mandat dari sebagian warga Desa Bika. Ada puluhan warga Desa Bika yang meminta untuk difasilitasi terkait dengan permasalahan perkebunan kelapa sawit di desa mereka."Pertemuan itu melibatkan Forkopincam Bika, pihak desa Bika dan masyarakat Desa Bika yang ingin difasilitasi SABER untuk mencari penyelesaian masalah antara masyarakat Desa Bika dengan PT.BIA," tuturnya.
Pertemuan baru dimulai dan sebagian warga Desa Bika baru mulai datang, tiba-tiba ada kelompok pemuda yang dipimpin Antonius merangsek masuk ke sekitar lokasi kegiatan dan menghentikan kegiatan pertemuan tersebut. Kelompok tersebut ada yang membawa senjata tajam dan mengucapkan kata-kata kasar.
SABER kemudian memutuskan untuk menghentikan pertemuan tersebut dan meninggalkan lokasi kegiatan, namun ada satu warga Desa Bika bernama Apung yang juga anggota Saber menjadi korban pengeroyokan oleh kelompok pemuda Anton CS. Apung bahkan sempat tak sadarkan diri. Kondisi mungkin akan lebih buruk bila tidak ada pengamanan dari pihak Kepolisian. "Korban sudah kami bawa ke rumah sakit dan visum juga, dia akan lapor ke pihak kepolisian," tegasnya.
Yohanes menegaskan SABER hadir untuk mengupayakan solusi bagi masyarakat yang ingin difasilitasi, mendengarkan kemauan masyarakat, menelaah secara aturan, hingga membantu kepada solusi dan penyelesaian masalah secara baik. "Sebab itu kami melakukan pertemuan karena ada warga yang meminta, jadi secara bersama-sama semua pemangku kepentingan di kecamatan dan desa kami libatkan, agar kita bisa mencari solusi yang baik untuk masyarakat Desa Bika, bukan sekelompok orang saja," ungkapnya.
Koordinator Masyarakat Desa Bika yang berkonflik dengan PT.BIA, Antonius, mengatakan bahwa pihaknya kecewa karena ada keikutsertaan ormas dalam penyelesaian masalah dengan perusahaan PT.BIA. "Bahwa untuk undangan hari ini, aku sampaikan tidak pernah mengundang ormas dalam penyelesaian masalah ini," singkatnya.
Sebagai informasi tambahan polemik antara sebagian warga Desa Bika dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Borneo International Anugerah bermuara dari kegiatan pembukaan lahan di Desa Bika. Lahan tersebut masuk dalam HGU PT.BIA dan sebagian warga Desa Bika mengklaim tidak pernah menyetujui adanya perkebunan kelapa sawit di daerah mereka, dan menganggap lahan yang digarap merupakan hutan adat. Warga Desa Bika menuntut ganti rugi atas 606 Hektare lahan yang telah digarap PT.BIA dengan total dana sekitar Rp 4,8 miliar.
Permasalahan ini juga tengah ditangani oleh Tim Penyelesaian Permasalahan Perkebunan Kabupaten Kapuas Hulu namun belum ada titik terang.
Penulis : Yohanes Santoso
#KonflikKelapaSawit #PT.BIA #KonflikPerkebunanSawitKapuasHulu